oleh: Edo Wallad
“Captain America’s been torn apart. Now he’s a court jester with a broken heart”
Beban Sekuel
Menurut saya, sulit untuk menyamai okenya Captain America pertama dari segi cerita. Tapi premis betapa depresinya jadi seorang pahlawan yang sekadar simbol itu hacep banget. Dan itu jadi sesuai konteks jaman karena Captain America hidup di jaman Perang Dunia. Tapi bagaimana kalau dia harus bangun di jaman modern ketika internet dan teknologi sudah merajalela? Apalagi Perang Dunia dan Perang Dingin sudah gak jaman. Oke kita skip tragedi New York yang ada di film The Avengers ketika sang Kapten harus join-join kopi dengan para superhero lain yang egonya segede tugu liberti semua. Kita langsung ke film Captain America: Winter Soldier.
Satu hal yang konsisten dijalani Steve Rogers di film ini adalah naif. Mungkin dia lebih naif dari David Naif karena menyangka dunia ini cuma ada hitam dan putih dan dia akan selalu berada di sisi putih. Akhirnya karena membabi buta membela yang benar dia jadi sering buta melihat dunia yang penuh kepalsuan.
Beban Politik
Sayang kalau kegagapan Captain America aka Steve Rogers ke era modern tidak diekspos lebih banyak, alasannya kalau menurut saya sih, karena beban politiknya sudah hilang. Captain America seperti superhero lainnya di komik adalah alat propaganda Amerika untuk menghadapai lawan politik mereka. Nah karena film ini terlanjur dibuat dia bangun ketika perang dunia berakhir, jadi susah deh untuk setia pada plot kalau Winter Soldier adalah super villain patriot komunis. Ya memang beban politik Captain America sangat berat, karena untuk sidekick aja dia harus punya Falcon. Seorang superhero bersayap yang ngambil nama dari lambang coat of arms America, berkulit hitam, biar dibilang mewakili Africa American seperti halnya War Machine di Iron Man 2. Sekalian aja Natasha Romanoff ganti nama jadi Lady Liberty ketimbang Black Widow.
Beban Judul
Planting tokoh Bucky yang di kemudian hari jadi Winter Soldier di First Avenger cukup subtle, sayangnya, porsinya kurang besar untuk karakternya dijadikan judul film. Film ini lebih seperti film action tentang dunia ahensi, bukan ahensi iklan tapi ahensi intelejen. Jadi kadang-kadang menurut saya kenapa ini gak dijadiin Agent of Shield OVA aja ya, karena porsi SHIELD yang sangat besar.