Kamu setuju dengan Bandersnatch kalau pilihan yang ada hanya ilusi. Ketika harus menentukan pilihan tokoh utama pun sering kali pilihan itu tidak berpengaruh apa pun, atau, kamu merasa dipaksa untuk memilih yang sebelumnya tidak kamu pilih. Tentu semua sudah ada takdirnya, karena sudah diproduksi dan skripnya sudah ditulis. Kamu tidak akan bisa memilih di luar yang sudah tersedia. Kamu hanya mencoba mencari apa yang tersembunyi. Dalam kehidupan juga begitu. Semua keputusanmu ada di tangan tuhan atau tergantung dari setebal apa dompetmu saat itu. Ide ini mengingatkan saya dengan dua konsep di kajian budaya yang sayangnya dicetuskan oleh bule laki yang sudah metong (tapi pemikir-pemikir selanjutnya lah yang bikin konsep ini lebih make sense!)
Konsep mana yang kamu percaya?