Selamat datang di era baru nonton serial televisi. Jaman mutakhir di mana kegiatan menonton tidak terbatas menatap layar kaca, tapi mencakup: membaca review dan analisa bayangan yang keliatan di balik laci atau sosok seseorang yang ngeblur di latar belakang dalam sebuah frame di sebuah adegan, menonton ulang dua atau tiga kali lagi untuk mem-pause, men-screengrab, dan mem-pinch zoom in tiap frame untuk memastikan tidak ada petunjuk yang dilewatkan, menonton ulasan screengrab-pinch zoom in orang lain di youtube, mengkonfirmasinya di reddit, bahkan tidak menutup kemungkinan mengarang teori konspirasi alur cerita lalu kekeuh-kekeuhan di forum komik karena super yakin bahwa teori bikinan sendiri (yang lahir dari pembedahan sistematis dan terperinci lintas episode dan lintas season) lebih tokcer daripada teori orang lain, atau minimal, debat-debat di watsap group sama teman sendiri.
Melebarnya aktivitas nonton TV ini tentunya jadi menarik. Karena kita sudah tidak jadi penonton pasif lagi, tapi penonton yang selalu memproses informasi, menganalisa, dan memprediksi. Serial dengan alur yang ruwet menantang kita untuk selalu berteori.
Serial TV kini menjadi napza (hampir)halal yang semakin tahun semakin luas spektrumnya. Penonton serial TV makin jadi pecandu akut yang menjalani lingkaran adiksi tak berkesudahan, ngap-ngapan depan berbagai bentuk umpan di internet.

kalo pajangan muka aja ditebakin satu-satu…
Saya melihat ini terjadi dengan para fans Game of Thrones dan mengalaminya sendiri saat mengikuti serial Westworld. Ada kehampaan yang ditinggalkan setelah menonton tiap episode. Kekosongan itu harus segera diisi dengan ulasan dan analisa dari berbagai sumber baik video maupun tulisan. Ada ratusan sumber yang bisa digunakan untuk mengisi waktu sebelum episode berikutnya tayang di minggu depan. ‘Tontonan’ tambahan ini meningkatkan histeria kita terhadap sebuah serial, bikin tambah nagih. Siklus adiksi ini terjadi dengan pola yang sama dengan fangirling drama korea. Bedanya, jika penonton Westworld et al memprediksi siapa dalangnya, maka penonton drama korea menduga kapan ciumannya. Teoretikus GoT memutar ulang adegan si anu dibunuh, pecinta drako memutar adegan aegyo (unyu) pasangan utama gelundungan di bawah pohon sakura yang berguguran.

nggak menutup kemungkinan jumlah kerut mata Ed Harris diitungin

di masa depan, jumlah kepala kayak gini bisa jadi CLUE!
Saya sendiri menikmati jadi serial addict amerika dan asia, dan bersyukur dunia ini jadi sedikit lebih menyenangkan dengan hadirnya mereka. Lalu apa yang akan terjadi dengan sinetron Indonesia di masa depan ya?

situ kira gampang bikin misnetron??